Thursday, August 27, 2015

DARI KAWAN UNTUK YANG DI AWAN





INILAH ILMU RWABINEDHA DI SPATIO TEMPORAL



Hallloo kawan..
Namaku Ais (Samaran) . aku kelahiran kota yang mempesona yang masih berada di tanah jawa, saya akan menceritakan perjalanan hidupku yang diantara hitam dan putih sehingga mampu menginstropeksi diri sendiri terhadap orang lain, dan inilah perjalananku dalam proses belajar mulai dari TK sampai di Perguruan tinggi.
banyak sekali ilmu kehidupan yang aku pelajari dari sisi sosial sampai kebudayaan sehingga menjadikan diriku menjadi seperti sekarang ini.

Sejak lahir aku sudah pernah mengalami masa masa sulit dalam keluarga sehingga makan saja harus serba berbagi dengan yang lain, saat itu umurku 4 tahun dan aku mulai duduk di bangku TK. tetapi semua itu aku mulai belajar mengenai kehidupan, mulai tentang bagaimana harus prihatin dengan keadaan, ingat betul ketika semua kawan-kawan di TK yang di jemput oleh orang tua mereka, tetapi aku hanya bisa memandang, dimana orang tuaku, aku sedih dan berkata dalam hati, siapa yang menjemputku? sejak saat itu aku mulai diajarkan tentang kemandirian, hanya mandiri belum dengan sikap mental, mentalku saat itu masih sejengkal jagung. kadang merasa terancam dengan keadaan. dimana anak kecil yang berjalan sendirian ditengah sepinya jalanan. hingga saat itu orangtuaku membelikan sebuah sepeda kecil dan mungil dengan cat hijau tua dengan pedal kuat. mulai pagi hari akupun dengan semangat berangkat mengayuh sepeda kebanggaan dari orang tua. biarpun begitu aku tetap bangga memiliki orang tua seperti mereka, mereka adalah jimat keberuntungan yang selalu aku ucap ketika aku punya masalah. hingga suatu ketika aku bertekat untuk membantu siapapun, kecuali menraktir orang lain hahaha, ya.. itu karena waktu itu uang jajanku hanya 200 rupiah, cukup membeli minuman 1 kali saja. Mungkin ketika teman punya masalah, umurku waktu itu sudah 5 tahun. aku ingat siapa yang pernah aku bela pertama kali dalam seumur hidupku, dia adalah teman lama yang sekarang hilang entah kemana, dia seorang anak tentara yang sedang bertugas di desaku, sehingga dia di sekolahkan di TK bersamaku, namanya adalah Hidris. saat itu mainan yang namanya wayangan sangat popular, kepopulerannya melebihi serial pertelevisian sekarang ini. maklum dulu televise masih hitam putih dan kepemilikannyapun masih jarang ditemui di tempat warga. saat itu Hidris memiliki banyak sekali wayangan, dan kemudian salah satu temanku Rizal, dia ingin merampas wayangan milik Hidris saat itu aku mengetahuinya dan aku rampas kembali untuk mengembalikan kepada Hidris, Rizal yang tidak terima pun sontak menggigit lengan kananku sampai berdarah kecil. saat itu aku menyadari tindakanku yang cenderung ceroboh dan membahayakan diri sendiri. selepas usiaku beranjak tumbuh dewasa, akupun mulai memahami tentang arti teman. banyak sekali teman yang tidak senang dangan diriku, tetapi mereka membutuhkanku. aku bingung dengan keadaan seperti itu, tapi aku hanya berpikir positif, sampai aku lulus . beranjak SMP aq mulai mengenal teman-teman yang sangat hebat, sangat luar biasa dalam sejarah pertemanan. mereka ada untuk mensupport tentang kegiatan baik dan buruk. aku sebut mereka dengan punokawan, dan punokawan inilah yang menjadi tonggak pemersatu alumni di angkatanku hingga sekarang. disitulah peranan penggati keluarga. berkat dukungan dari keluarga akhirnya aku lulus di SMP. dan smpku dulu sudah mulai lintas Kota. setelah SMP aku melanjutkan ke jenjang SMK karena karakterku yang tidak terlalu senang dengan teoritis SMA. ada dua pilihan SMK yang aku pilih untuk masuk berkecimpung didalamnya antara jurusan grafika dan animasi. setelah melakukan tes dikeduanya akhirnya aku masuk dan terdaftar sebagai siswa smk, namun disitu aku menyadari bahwa dulu waktu smp , aku pernah di pandang rendah tentang karya-karyaku yang aku buat sendiri oleh nyakmun klo aq sebbutkan namanya, berkat dialah aku mantap masuk di jurusan seni rupa. namun aku juga harus memilih antara smk grafika atau animasi. dengan kelapangan dada aku memilih Animasi, jurusan yang diimpikan banyak orang, namun di jurusan tersebut kutemui kelompok teman yang menurutku kurang, kenapa? ..beberapa terbilang baik .. namun selebihnya cenderung lebih memanfaatkan orang lain. hal itu pun tidak lepas dengan kehidupanku sendiri, seperti halnya ketika mereka meminta bantuan, dan aku yang terbilang senang dengan membantu mereka, akhirnya mereka aku bantu dngan senang hati. namun setelah semua selesai begitu saja, beberapa dari mereka lupa dengan keadaanku dan pura-pura tuli dan buta dan mereka lebih senang dengan majatuhan orang dibelakangku . apa salahku?... kenapa engkau menyalahkankanku?... aku turut menyesal akan peristiwa mereka terhadapku , lihatlah , bukankah mereka itu yang aku anggap saudara kini membuangku begitu saja. dan sejak saat itu aku cenderung lebih berhati-hati dengan siapapun, ternyata sisi trauma yang aku alami sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan baruku, entah kenapa sejak saat itu aku mulai menjaga jarak dengan orang lain.dan berjanji dalam hati dengan kata “AWAS” dan selalu menggunakan garis siaga terhadap siapapun termasuk dengan kawan baik waktu smp, aku tau kata balas dendam itu buruk. dan terimakasih dengan kawan-kawan baikku yang menghiburku , namun sontak sejak saat itu keceriaanku hilang. masa depanku mengalami kegelapan. Setelah kelulusan akupun juga tidak terlalu akrab dengan mereka, aku sadar akan kelakuanku yang sia-sia. sejak saat itu aku belajar mengenai teman yang sabenarnya . setelah beranjak perguruan tinggi akupun semakin menyadari ternyata pertemanan itu hanyalah kamuflase dan hanya semu saja. karena mereka memiliki ego masing-masing termasuk aku sendiri. tetapi aku yang tidak ingin jatuh dilubang yang sama. akhirnya menerapkan sistem protect diri sendiri. aku mencoba menguji kawan-kawan baruku di perguruan tinggi. dengan cara itu aku akan tau . mana yang mereka anggap teman baik dan mana yang mereka anggap teman persinggahan. Aku sedikit merahasiakan sesuatu dengan mereka dan selalu dalam pertimbangan untung dan rugi, dengan mereka yang menganggap aku teman mereka, dialah yang mengetahui ilmu itu. jadi ilmu itu proses. proses kita memahami semua itu. dan semua itu dapat terseleksi dengan sendirinya ketika mereka tidak memahaminya. jangan pernah kehilangan teman karena teman yang hilang itu adalah teman yang kamuflase dan Tuhan telah menyingkirkan dari kehidupanmu untuk kebaikanmu. semoga tindakanku ini memberi pengaruh baik terhadap mereka. dan semoga kawan-kawan baikku sekarang mampu menjadi pribadi yang baik dan lebih baik. hanya mereka harapanku. semoga mereka mengamalkan ilmu yang selama ini aku berikan dari waktu ke waktu. karena dengan kesombongan dan keangkuhanlah yang akan menghancurkan seseorang. dan hanya mereka yang mengertilah yang mampu bertahan, bukankah ayat suci ALQUR’AN juga telah mangartikannya, dan mengartikannya pun tidak sembarang orang, karena mereka pilihan, pengartiannya pun tidak hanya secara tersurat, tetapi juga yang tersirat. juga seperti filosofi jawa yang penuh makna yang mendalam. dan inilah yang kusebut dengan ilmu kehidupan antara hitam dan putih di dalam ruang dan waktu. ini mungkin hanya kecil dari kejadian yang ku alami namun secara detil mungkin akan lebih banyak catatan catatan lain yang tidak akan habis untuk menceritakan semuanya. ringkasan ini di buat berdasarkan kisah asli .


Kisah Teman Ke Teman :D

No comments:

Post a Comment