Friday, May 18, 2012

Habis Gelap Terbitlah Terang



Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat – sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini, (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) adalah seorang tokoh Jawa  dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi  atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Nama: Raden Ajeng Kartini
Lahir: Jepara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1879
Meninggal: Tanggal 17 September 1904, (sewaktu melahirkan putra pertamanya)
Pendidikan: E.L.S. (Europese Lagere School), setingkat sekolah dasar
Suami: Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang
Prestasi:
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Jepara
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang
Kumpulan surat-surat:
Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Penghormatan:
- Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional
- Hari Kelahirannya tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari besar
sumber :
- http://www.wikipedia.org
- http://www.tokohindonesia.com

FILM KARTINI (Japara)




 

































part berurutan 1-18

PESTA BARATAN



Salah satu tradisi masyarakat Jepara yang erat kaitannya dengan Ratu Kalinyamat adalah “Pesta Baratan”. Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan.
Tradisi Pesta Baratan dilaksanakan setiap tanggal 15 Sya’ban (kalender Komariyah) atau 15 Ruwah (kalender Jawa) yang bertepatan dengan malam nishfu syakban. Kegiatan dipusatkan di Masjid Al Makmur Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan. Ritualnya sederhana, yaitu setelah shalat maghrib, umat islam desa setempat tidak langsung pulang. Mereka tetap berada di masjid / musholla untuk berdo’a bersama. Surat Yasin dibaca tiga kali secara bersama-sama dilanjutkan shalat isya berjamaah. Kemudian memanjatkan doa nishfu syakban dipimpin ulama / kiai setempat, setelah itu makan (bancaan) nasi puli dan melepas arak-arakan. Kata puli berasal dari Bahasa Arab : afwu lii, yang berarti maafkanlah aku. Puli terbuat dari bahan beras dan ketan yang ditumbuk halus dan dimakan dengan kelapa yang dibakar atau tanpa dibakar.

Ada 2 versi cerita yang mendasari tradisi baratan yaitu:
- Cerita Versi Pertama
Sultan Hadirin (Sayyid Abdurrahman Ar Rumi) berperang melawan Aryo Penangsang dan terluka. Kemudian Sang isteri Nyai Ratu Kalinyamat (Retno Kencono) membawanya pulang ke Jepara dengan dikawal prajurit dan dayang-dayang. Banyak desa di sepanjang jalan yang dilewati rombongan diberi nama peristiwa menjelang wafatnta Sultan Hadirin. Salah satu contohnya adalah saat rombongan melewati suatu desa, mendadak tercium bau harum semerbak (gondo) dari jasad Sultan, maka desa tersebut sekarang kita kenal dengan nama Purwogondo.
- Cerita Versi Kedua
Setelah berperang melawan Aryo Penangsang, Sultan Hadirin tewas dan jenazahnya dibawa pilang oleh isterinya (Ratu Kalinyamat) pulang ke Jepara. Peristiwa itu berlangsung malam hari, sehingga masyarakat disepanjang jalan yang ingin menyaksikan dan menyambut rombongan Ratu Kalinyamat harus membawa alat penerangan berupa obor.

Setelah makan nasi puli, masyarakat di desa Kriyan dan beberapa desa di sekitarnya (Margoyoso, Purwogondo, dan Robayan) turun dari masjid / mushalla untuk melakukan arak-arakan. Ada aksi theatrikal yang dilaksanakan seniman setempat, selebihnya diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dewasa maupun anak-anak. Ribuan orang dengan membawa lampion bergerak dari halaman masjid Al Makmur Desa Kriyan dengan mengarak simbol Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadirin menuju pusat Kecamatan. Mereka meneriakkan yel-yel ritmis : tong tong ji’ tong jeder, pak kaji nabuh jeder, dan sebagian lainnya melantunkan shalawat Nabi.
Dari sisi agama, tradisi ini dianggap sebagai ritual penyucian diri bagi umat islam, apalagi pelaksanaannya menjelang puasa bulan Romadlon. Selain itu, tradisi ini menggambarkan semangat dan optimisme dalam menjalani hidup, disamping keteguhan dalam menghadapi berbagai cobaan. Semua itu terangkum dalam do’a nishfu syakban yang dipanjatkan.

Kuliner Khas JEPARA-INDONESIA

Berburu wisata kuliner di Jepara sangat menyenangkan karena meski kota kecil namun kami memiliki koleksi kuliner yang lengkap. Mulai dari makanan khas Jepara sampai makanan yang berasal dari luar Jepara. Bahkan mencari makanan dengan citarasa asli Eropa pun mudah di dapat di jepara karena banyak pendatang dari seluruh dunia menetap di Jepara demi mengeksplore potensi utama Jepara, yaitu furniture dan handycraft

Serbuan restoran barat namun bercitarasa nusantara memang banyak, namun ada juga restoran yang benar-benar bercitarasa barat sehingga bisa menjadi wisata kuliner bagi pendatang manca negara. Beberapa restoran nusantara yang wajib ada seperti restoran padang maupun warteg pun bertebaran di sepanjang jalan. Bagi pecinta kuliner asli Jepara, sayang sekali hanya ada di warung-warung kecil namun tetap sangat terkenal dan padat pengunjung. Seperti warung Pindang Srani di dekat terminal Jepara yang bahkan melayani pesanan dari luar daerah. Tak kurang, kemashurannya sampai pada para penguji dari Jakarta ketika Susi ikut tes Prospek Mandiri secara khusus memesan untuk dibawa pulang ke Jakarta. Pindang Srani adalah pindang atau sup ikan kerapu berwarna kuning yang sangat khas karena sangat berbumbu. Semua bumbu dapur dipakai kecuali temu kunci dan ketumbar-jintan. Paling sedap jika dimasak pedas dengan merica yang banyak. 

Pindang Srani olahan Susi - menggunakan ikan Tunul,
bukan Kerapu seperti seharusnya
Alternatif kedua adalah hang out di lokasi parkiran SCJ atau Shopping Center Jepara untuk berburu wisata kuliner khas Jepara yang murah meriah. Saran utama dan yang hanya ada di Jepara adalah wedang Adon-Adon Coro yang menghangatkan badan serta es Gempol Pleret. Wedang Adon-Adon Coro sangat unik karena lagi-lagi mengandalkan bumbu rahasia. Sejauh ini yang Susi ketahui, bahan yang digunakan adalah jahe, santan, pandan, cengkeh, serai, gula merah. Ada satu bahan taburan yang menambah wedang pedas ini menjadi lebih pedas lagi namun sayang Susi tidak tahu apa itu. Sejauh ini para peniru cukup puas dengan bahan-bahan yang Susi sebutkan tadi. 

Wedang Adon-Adon Coro untuk menghangatkan badan di parkiran SCJ

Es gempol pleret pun sangat khas Jepara. Berupa es bersantan dengan nasi dibentuk bulat seperti bakso bersama plered atau pleret. Pleret sangat unik karena berupa campuran tepung-air dibentuk seperti bunga tulip namun dibelah satu di pinggir. warna dominannya merah. Ketika dijadikan satu di mangkuk dan diminum. Hmm.... segarrr.
Es Gempol Pleret nan segar di parkiran SCJ
Belum puas? Masih ada Kacang listrik, Horog-horog, serta durian Petruk yang terkenal. Kacang listrik sebenarnya seperti kacang oven yang kita kenal namun ada satu proses pengeringan lagi yang spesial hingga citarasanya tetap tidak biasa. 
Kacang Oven atau kacang Listrik
Horog-horog adalah makanan dari tepung pati yang dimasak selama 10 jam dengan cara khusus. Tepung pati yang dikukus dalam keadaan kering sehingga menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Prosesnya sangat lama dan berkali-kali naik turun pengukusan kemudian diproses dan dikukus lagi. Horog-horog sangat gurih dan cocok dimakan bersama makanan apa saja. Horog-horog bakso sangat lezat, es kolak horog-horog tak kalah segar, dimakan bersama sate pun super lezat. Salah satu favorit Susi dan menu wajib adalah horog-horog sate kikil. Sate ini hanya Susi temukan di Jepara dan kekhasannya menggunakan bumbu dari blondo, yaitu sisa pembuatan minyak kelapa. Gurih sekali dan wangi. Hmm... tapi herannya tidak termasuk daftar kuliner khas Jepara.
Horog-Horog yang gurih 
Nah, pulangnya jangan lupa mampir ke pasar durian di Ngabul. Jika melewati jalan penghubung utama Jepara dan menemukan patung durian, Anda tidak salah. Itulah pusatnya. Namun jika ingin membeli durian Petruk, desa Kecapi lah sebenarnya pusatnya. Jadi pembeli langsung ke petani durian. Biasanya sih durian sudah dipesan ketika masih di atas pohon dan ketika jatuh si pemilik akan menelpon pemesannya. Durian ini harganya jauh lebih mahal. Kurang lebih setara dengan durian Montong. Citarasanya sangat legit, pahit, manis, panas sekali, dan jarang sekali ada satu orang yang bisa menghabiskan satu buah karena kebanyakan telah mabuk.

Pasar Durian di Ngabul

Itulah beberapa makanan khas Jepara yang layak diburu jika bertandang kemari. Jika tertarik, sahabat bisa menghubungi Susi dan kita bisa berburu wisata kuliner khas Jepara.


Sumber blogger jepara

Rujak Cingur Khas jepara

Jepara – Dilihat dari bentuk warungnya yang sederhana warung rujak cingur ibu Siti Mariam ini tidak berbeda jauh dari warung makan di sekitarnya , namun yang membedakan hanyalah menu yang disajikan yaitu rujak cingur yang sudah 30 tahun ia sajikan untuk pelanggannya. Menu ini hanya ada di warung ibu Siti Mariam yang lokasinya di sebelah utara lapangan Kenari desa Purwogondo dan sebelah Selatan Masjid Purwogondo. Selain dikenal enak rasa rujak cingur buatan ibu Siti Mariam ini dari dulu sampai sekarang rasanya tidak ada perubahan , bumbu kacangnya begitu pulen dan menggigit dan cirri khasnya rasa amis dari petisnya juga mengundang selera untuk makan. Sehingga tidak mengherankan jika warung dipinggir jalan Purwogondo – Kalipucang ini selalu ramai dengan para pembelinya . Pembeli kelihatan antri ketika baru buka sekitar jam 9 – 10 saatnya orang untuk sarapan pagi dan puncaknya ketika makan siang tiba yaitu pukul 12 – 1 siang.
1290951774683700905
Sepiring Lontong pecel rujak cingur
“ Seperti biasa saya membuat rujak cingur ini sekitar 150 – 200 porsi setiap harinya dan itu selalu habis , buka warung ini ya sekitar jam 9 pagi kalau kondisi agak sepi ya sampai jam empat sore. Namun jika kondisi sedang ramai kadang-kadang jam 1 – 2 dagangan sudah habis sehingga banyak pelanggan yang kecewa sampai disini “ , ujar ibu siti Mariam yang mengaku resep bumbu rujak cingur hasil bikinannya sendiri.
Dengan penuh semangat ibu Siti Mariam yang ramah dan banyak senyum ini menceritakan awal mula dia berusaha jualan rujak cingur pada waktu itu dia masih muda dan baru mempunyai beberapa putra dan masih kecil-kecil. Niat pertama adalah untuk menambah penghasilan keluarga , sehingga dirumahnya yang di pinggir jalan itu ia coba buka jualan rujak cingur yaitu menu makanan yang terbuat dari sayur pecel ditambah dengan cingur atau kulit sapi bagian hidung yang cukup lunak. Adapun bumbunya dibuat dari petis udang . kacang, gula , jeruk dan juga sedikit kecap dan dihidangkan bisa dengan nasi , lonthong dan horog-horog yaitu sejenis nasi yang terbuat dari tepung aren. Mulanya ia membuat beberapa porsi saja , semakin lama pelanggannya semakin banyak karena pelanggan lama pasti membawa temannya untuk mencoba menu buatannya . Sehingga makin lama warung yang ia kelola semakin besar , sehingga akhirnya warung inilah satu-satunya tempat untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya , karena suaminyapun ikut membantu mengelola warung rujak cingur ini.
“ Alhamdulilah dari membuka warung ini saya dapat menyekolahkan anak-anak saya berjumlah 7 bisa lulus Sarjana semua , sehingga bagi kami sekeluarga warung rujak cingur ini turut berjasa dalam memenuhi pendidikan anak-anak saya “, tambah Ibu Mariam sambil melayani pelanggannya.
Saya yang baru pertama kali merasakan lontong yang dipadukan dengan pecel rujak cingur benar-benar kaget dengan kelezatannya , selain lontong yang pulen bumbu rujak cingurnya juga mantap dirasakan dengan kacang dan juga jeruk nipisnya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika warung ini punya banyak pelanggan dari kalangan , ada pegawai negeri , guru , pegawai swasta , pak polisi dan beberapa pejabat pemerintahan juga menjadi pelanggannya . Hal ini bisa dilihat dari kendaraan yang diparkir di halaman warung yang sederhana , seperti ketika saya sedang menikmati nikmatnya lontong rujak cingur ini tiba-tiba ada mobil patroli polisi yang berhenti di depan warung ini . Beberapa bapak polisi turun dan masuk warung untuk memesan hidangan untuk makan siang seperti saya.
“ Saya sudah menjadi pelanggan warung rujak cingur ibu Mariam Purwogondo ini lebih dari sepuluh tahun , oleh karena itu setiap dua minggu sekali saya pasti makan siang di warung ini . Jika sebulan tidak mampir rasanya kangen dengan mak nyusnya rujak cingur disini “ aku mas Edy warga Mijen Demak salah satu pelanggan rujak cingur ibu Siti Mariam.
Kelezatan rujak cingur ibu Siti Mariam ini suatu waktu pernah ditularkan kepada seseorang yang ingin membuka warung yang sama ,namun beberapa waktu orang yang diberi resep datang kembali dan menceritakan warungnya tidak begitu ramai sehingga akhirnya ia tutup. Jawaban ibu Mariam meskipun bahan bumbunya sama , namun komposisi serta tangan yang meracik berbeda maka hasilnya berbeda pelanggan akan tahu itu. Oleh karena itu saat ini hanya dua anaknya kelak yang akan mengantikan usaha ibu Mariam ini , yaitu satu anaknya pria dan satu wanita , meskipun begitu setiap menyajikan kepada pelanggan dia tetap memantau hasilnya . Karena dia tidak ingin pelanggan yang sudah banyak ini akan lari , karena menu yang disajikan berbeda dengan yang sebelumnya , oleh karena itu sampai saat ini dia tidak punya pikiran untuk membuka warung rujak cingur di tempat lain.

“Tiara Park” Jepara Wahana Rekreasi Baru yang Mengasyikkan



Di desa Purwogondo kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara yang terkenal dengan lapangan Kenarinya kini mempunyai obyek wisata baru yang modern seperti halnya di kota-kota besar. Wahana rekreasi baru ini di kenal sebagai “ Tiara Park “ Water boom & 3 D teatre yang berlokasi di Jl. Kenari Purwogondo kurang lebih 1 Km dari jalan raya Jepara Kudus. Seperti obyek wisata air modern di kota-kota besar wahana yang disajikan oleh pengelola “ Tiara Park “ ini cukup komplit , sehingga datang di satu tempat saja bisa menikmati berbagai wahana sepuasnya.
“ Memang wahana permainan air ini kami rancang seperti wisata air di kota besar sehingga sekali datang para pengunjung yang datang bersama keluarga bisa menikmati sepuasnya . Selain itu kitapun akan selalu mengadakan inovasi baru agar wahana di Tiara Park ini makin di senangi oleh pengunjung “ ujar Rony Hardiansyah Marketing “Tiara Park” yang didampingi H. Suyadi yang merupakan pengelola dan penggagas adanya wisata modern di Jepara ini.
Jalan masuk menuju “Tiara Park” Purwogondo Kalinyamatan Jepara
Selanjutnya Rony menjelaskan , ide awal pembuatan tempat wisata baru ini didorong kecintaan terhadap daerah khususnya desa Purwogondo agar mempunyai nilai tambah dan juga mengangkat kota Jepara yang terkenal sebagai kota Ukir agar mendapat kunjungan wisatawan yang lebih banyak. Dengan bertambahnya wisatawan yang datang ke Jepara akan menambah pendapatan bagi pemerintah daerah dari sector wisata dan juga memberdayakan warga sekitarnya. Karena selain menikmati “Tiara Park” Water Boom ini banyak pula wisatawan yang melanjutkan perjalanan rekreasinya ke obyek wisata lainnya seperti pantai Kartini dan Bandengan Jepara dan tempat wisata lainnya . Oleh karena itu kehadiran obyek wisata di Kalinyamatan ini akan menambah semaraknya pariwisata di kabupaten Jepara.
“ Ke depan kami harapkan obyek wisata “ Tiara Park” ini dapat dijadikan icon wisata baru yang bisa menarik wisatawan dari luar Jepara, seperti hari ini yang datang ke sini tidak hanya local jepara saja namun dari Ungaran, Kudus dan Pati sudah mulai tertarik pada obyek wisata air disini. “, tambah Rony.
Permainan Flying Fox yang cukup mendebarkan namun mengasyikkan
Melihat dari wahana yang disediakan obyek wisata air “ Tiara Park “ ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai layaknya di kawasan wisata terkemuka negeri ini. Tak heran jika obyek wisata yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepara ini merupakan obyek wisata regional dengan sarana wisata berstandar nasional menyajikan beberapa wahana rekreasi yang menarik yang sengaja disajikan untuk memanjakan pengunjung. Masing-masing adalah Spray Ground/Water Playground yang merupakan wahana khusus permainan air bagi anak-anak. Sarana ini dilengkapi berbagai alat luncur dalam bentuk jalan maupun terowongan. Sarana ini sangat digemari anak-anak dan selalu ramai oleh canda dan tawa mereka
Berikutnya adalah Water Slide yang merupakan sarana rekreasi air penuh tantangan. Pengunjung bisa berseluncur dari atas menara tinggi melalui sarana luncuran berkelak-kelok yang memacu adrenalin seakan pengunjung tengah menaiki sarana rekreasi jenis roller coster. Tidak kalah menariknya adalah Kolam Arus atau Lazy Rivers, wahana rekreasi air ini diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin menikmati arus air layaknya di sungai di pegunungan. Kolam arus ini lokasinya mengitari arena “Tiara Park “ . Untuk lebih menikmati suasana alami tersebut pengelola menyediakan pelampung bagi para pengunjung yang menikmatinya.
mandi bersama bola sambil berhujan-hujan
Sarana berikutnya adalah wahana seluncur air dengan tempat yang cukup tinggi meter. Dengan menggunakan pelampung pengunjung bisa turun dengan bebasnya tanpa rasa takut. Jenis rekreasi ini tergolong unik sekaligus menantang. Tapi pengunjung tidak perlu kuatir karena disediakan pelampung cukup besar sehingga akan lebih aman serta nyaman. Selain itu di “Tiara Park “ ini pengunjung bisa menikmati wahana flying Fox atau melayang di udara yang juga memacu adrenalin kita , namun kita tak perlu takut karena keamanan dari semua lini semua dijaga oleh para petugas. Permainan lainnya adalah Out Bond yang tersedia bermacam –macam dan juga berkendara ATV dengan kondisi jalan yang cukup menantang dan mengasyikkan.
Oleh karena itu bagi wisatawan yang belum pernah mencoba serunya permainan di “ Tiara Park “ ini dapat langsung datang ke desa Purwogondo Kalinyamatan adapun routenya cukup mudah dan dikenal banyak orang. Adapun tiket masuknya tergantung pilihan pengunjung ada paket hemat dan juga ada paket komplit , untuk paket hemat tiket resmi Rp 20.000,- setiap kali masuk dan dapat menikmati wahana wisata air . Jika ingin yang lebih komplit disediakan tiket seharga Rp 50.000,- yang dapat menikmati semua permainan yang ada di “Tiara Park “ ini termasuk Flying Fox , ATV dan juga bioskop 3 Dimensi yang mendebarkan sekaligus mengasyikkan . Namun demikian tiket tersebut pada waktu-waktu tertentu dapat lebih hemat lagi karena pengelola menyediakan diskon , apalagi yang datangnya berombongan misalnya rekreasi wisata sekolah , atau instansi baik swasta atau pemerintah pengelola akan pula memberikan harga tiket khusus.
Rony Hardiansyah Marketing ” Tiara Park ” Jepara
“ Jika ada yang datang berombongan dengan jumlah banyak misalnya rombongan sekolah, atau instansi bisa calling kami bagian pemasaran , kami akan memberikan harga khusus bagi mereka , untuk pelajarpun kami memberikan diskon bila menunjukkan kartu pelajar kami jamin harga tiket disini lebih hemat jika dibandingkan di tempat lain “ ujar Rony sambil memberikan nomor yang dapat dihubungi 085225977041 atau 0291 754500. (FM)

Monday, May 14, 2012

Sang Bunda



Sang bunda
Dikala riang gembira
Dikala gundah gulana
Dikala terang benderang
Dikala gelap gulita
Engkau temani diriku…
Engkau pelitaku
Engkau sandaranku
Engkau inspirasiku
Betapa besar pengorbananmu
Betapa besar cintamu
Tidak ada keluh kesah menerpamu
Meski rintangan didepanmu
Oh bunda…
Cintamu bukanlah cinta biasa
Sepenuh hati kau berikan
Terimakasih bunda
===

sumber

Thursday, May 10, 2012

MOTIVASI DALAM CERITA


motivasi dalam waktu 

Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak”.
Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah lamunannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu”.
“Baik nek”, kata wanita tadi.
Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya.
Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu. Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.
Teman-teman ku apa pesan yang dapat kita ambil dari kejadian wanita tadi?
  1. Jadilah diri sendiri karena hanya dengan menjadi diri sendiri kita akan menjadi pribadi yang hidup dengan penuh rasa bahagia, damai, dan mulia.
  2. Raihlah cita-cita dengan penuh pengorbanan, kegigihan, dan kedisiplinan waktu untuk belajar.
  3. Kesuksesan bukan datang dari nasib dan keberuntungan, tapi datang dari kerja keras, ketidak putus asaan dan keyakinan.